This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, May 9, 2016

Penemu Catur Pertama Kali?

Dari literatur yang sempat saya baca ada banyak versi yang menjelaskan siapa penemu Permainan Catur ini, ada yang mengatakan berasal dari Negeri Persia yang letaknya saat ini berada di Negara Iran dan sebagian Iraq. Bangsa Persia saat itu merupakan salah satu Bangsa besar yang selalu berhadapan dengan Bangsa Romawi. Namun ada persi lain yang lebih kuat terkait dengan penemu Catur Pertama adalah dari negeri India dan ditemukan oleh seorang ahli matematika bernama Shi Sho.
Shisho mampu menemukan Permainan Catur ini atas titah sang raja guna menemukan sebuah permainan baru yang menyerupai pernaminan dadu yang pernah ia lihat di mainkan raja Persia. nah itulah sedikit sejarah tentang penemu Permainan Catur namun terkait kebenarannya hanya Allah yang Tahu. akan tetapi sedikit sejarah ini bisa menambah pengetahuan kita dan yang terpenting kita tidak buta dengan penemu catur.

Sejarah Catur Di Indonesia

Sejarah Catur Di Indonesia - Di indonesia, permainan ini konon dibawa oleh orang belanda. Mereka kemudian membuat perkumpulan catur di Surabaya dan Jakarta, yang pada kala itu umum dinamakan sebagai "Schaackbond". Sejak itulah permainan ini dijuluki dengan permainan Schaack. Pada sekitar tahun 1915 berdiri perkumpulan tingkat nasional yang bernama nederlandsch Indische Schack Bond (NISB), meskipun masih terbatas hanya dikalangan orang-orang belanda saja.
Orang indonesia sendiri baru ikut-ikutan bermain catur, sekitar tahun 1938. Bahkan sedemikian pesatnya, sehingga jumlah mereka melebihi jumlah bangsa eropa dan belanda, dalam hal penggemar catur pada kala itu. Tetapi ketika kedatangan Jepang, kegiatan ini sempat terhenti. Baru setelah 1945, secara perlahan permainan catur semarak kembali kekalangan bangsa indonesia.
persatuan catur seluruh indonesia(Percasi), baru terwujud sekitar tanggal 17 agustus 1950 di Yogjakarta. Dan kejuaraan nasional yang pertama dilakukan tahun 1953 di Solo. Tahun berikutnya, PB Persaci dipindahkan ke Jakarta, sambil terus mengembangkan sayap keseluruh jajaran bumi nusantara. Bahkan tahun 1960, Percasi telah diterima di federasi tingkat dunia yang bernama FIDE (Federation International Des Eches).
Papan Catur dan Buah Catur
Dalam sebuah pertandingan catur, dibutuhkan peralatan-peralatan antara lain yaitu seperangkat papan dan buah catur model Staun Ton, jam catur serta formulir yang digunakan untuk mencatat langkah yang dimainkan. Dimana sekurang-kurang papan catur yang ideal adalah berukuran 44 x 44 cm, dengan masing-masing petak berukuran 5,5 x 5,5 cm. Buah catur paling tinggi yaitu Raja yang secara ideal berukuran 9 cm, dan buah catur lain yang mengikuti proporsinya. Garis tengah masing-masing catur adalah 40% x tingginya. Sebaik-baiknya buah catur konon yang diberi timah pada bagian bawah, ini agar buah catur semakin mantap.
Setiap pemain memiliki sebuah catur yang terdiri dari 1 Raja, 1 Menteri, 2 Beteng, 2 Gajah 2 Kuda dan 8 Bidak atau Pion. Setiap pemain boleh memilih antara buah catur berwarna putih atau hitam, yang akan dimainkan dalam 64 kotak diatas papan catur itu.

Permainan Catur di Era Modern

Kompetisi catur mulai digelar tahun 1.834 dan tahun 1.851 Turnamen Catur London mulai mengenalkan pembatasan waktu bagi setiap pemain.
Dalam catatan pertandingan seorang pemain terkandang menghabiskan waktu hingga berjam-jam untuk menganalisa satu langkah. Tapi di turnamen catur London seorang pecatur hanya diperbolehkan menghabiskan waktu 2 jam 20 menit untuk mengambil satu langkah.
Pada perkembangannya, mulai diperkenalkan catur cepat: catur 5 menit. Namun yang populer adalah aturan dua jam bagi setiap pecatur untuk melangkah sebanyak 30 kali.
Pada varian akhir, seorang pemain yang gagal memenuhi kewajiban itu akan mendapat penalti. Di tahun 1.861 turnamen catur dengan pembatasan waktu mulai dimainkan di Bristol, Inggris. Alat waktu yang digunakan adalah jam pasir.
Jam catur modern dengan dua tombol lalu ditemukan untuk memudahkan permainan ini. Seorang pemain bisa menghentikan jarum jamnya saat ia selesai melangkah. Jam catur yang dilengkapi tanda –bendera jatuh-- bagi pemain yang melampaui batas waktu sudah mulai dikenal pada akhir abad 19

Sejarah Asal Usul Catur Eropa

Variasi charunga masuk ke Eropa melalui Persia, seiring penyebaran pengaruh Kerajaan Byzantine dan perluasan Kekaisaran Arab. Catur masuk ke Eropa Selatan pada akhir milenium pertama.
Terkadang catur juga dibawa oleh pasukan yang menduduki tanah jajahan baru, seperti saat Normandia memasuki wilayah Inggris. Catur semula kurang populer di Eropa Utara yang tak terbiasa berpikir abstrak, namun perlahan-lahan menjadi populer saat bidak figuratif dikenalkan.
Nilai sosial menjadi kelebihan permainan ini. Pada masa lalu permainan ini dikaitkan dengan kehormatan dan kebudayaan tinggi, sehingga beberapa papan catur dibuat dari bahan istimewa dan berharga mahal. Popularitas catur melemah di masyarakat Barat antara abad 12 sampai 15 M. Saat itu buku catur biasanya ditulis dalam bahasa Latin.
Pada perkembangannya catur kemudian dihubungkan dengan gaya hidup ksatria Eropa. Peter Alfonsi dalam bukunya Disciplina Clericalis, memasukkan catur ke dalam tujuh keahlian yang harus dimiliki seorang ksatria.
Simbol-simbol perwira dan ketentaraan mulai masuk dalam catur. Raja Henry I, Raja Henry II dan Raja Richard I dari Inggris merupakan patron catur masa itu. Kerajaan lain yang menaruh perhatian serius pada permainan ini adalah Raja Alfonso X Spanyol dan Raja Ivan IV dari Rusia.
Saat gereja mengeluarkan larangan terhadap berbagai permainan di masyarakat, catur lolos dari daftar hitam. Santo Peter Damian mengumumkan permainan ini menjauhkan dampak buruk bagi masyarakat. Bishop Florence itu membela permainan ini karena melibatkan keahlian serta "tidak seperti permainan lainnya."
Pada abad ke 12, buah catur mulai tetap, menjadi raja (king), ratu (queen), gajah/patih (bishops), kuda (knights) dan benteng (rooks). Bidak/pion (pawn) mulai dihubungkan dengan pasukan infantri.
Perbandingan terminologi catur menurut Sanskrit, Arabic, Latin dan English
  • Sanskrit Arabic Latin English
  • Raja (King) Shah Rex King
  • Mantri (Minister) Firz Regina Queen
  • Gajah (war elephant) Al-Phil Episcopus Bishop/Count/Councillor
  • Ashva (horse) Fars Miles/Eques Knight
  • Ratha (chariot) Rukh Rochus Rook
  • Padati Baidaq Pedes Pawn
Pada abad pertengahan, permainan ini berjalan lama, bahkan ada permainan yang baru selesai setelah diadakan berhari-hari lamanya. Peraturan tentang pembatasan waktu baru mulai diperkenalkan tahun 1.300. Aturan pion/bidak boleh melangkah dua bidak saat pertama kali melangkah juga diperkenalkan.
Pada tahun 1.475 terjadi evolusi permainan catur. Mulai diperkenalkan konsep langkah Ratu, buah yang paling kuat, serta mulai diperkenalkan konsep promosi pion yang bisa berubah menjadi ratu. Gajah perang dalam chatunga juga berubah istilah menjadi bishop. Dengan demikian skak mat menjadi lebih mudah di permainan ini dan mengurangi secara drastis langkah-langkah yang diperlukan.
Seorang pemain Italia, Gioacchino Greco, tercatat sebagai pecatur profesional pertama dalam sejarah permainan ini. Ia menulis buku catur dan menampilkan beberapa komposisi permainan serta analisis catur. Karya ini membuat catur menjadi permainan populer serta mulai menunjukkan teori, taktik dan strategi permainan ini.
Karya pertama yang memuat berbagai variasi dan kombinasi kemenangan ditulis oleh Franchois-Andre Danican Philidor dari Prancis. Ia menunjukan permainan catur terbaik selama 50 tahun terakhir dan buku itu dipublikasi pada abad 18. Bukunya berjudul L'Analyze des echecs (Analisa Catur), sebuah buku berpengaruh hingga dicetak ulang sampai 100 kali.

Sejarah Asal Usul Catur Timur Tengah

Karnamak-i Ardeshir-i Papakan, seorang pendiri Kekaisaran Sassanid Persian di Irak memperkenalkan permainan chatrang sebagai salah satu cara agar rakyat mengenangnya sebagai seorang pahlawan legendaris. Catatan tertua tentang permainan ini dibuat pada abad ke-10 yakni notasi permainan antara seorang sejarawan Baghdad dan muridnya.
Pada abad ke-11, Ferdowsi menuturkan seorang Raja datang dari India untuk melakukan pertandingan di papan catur. Kisah ini diterjemahkan dalam Bahasa Inggris berdasar manuskrip British Museum.
Suatu hari seorang duta besar Raja Hindu datang ke persidangan Persia di Chosroes, dan setelah berbasa-basi, duta besar itu mempersembahkan sebuah papan catur yang terbuat dari kayu eboni dan gading.
Ia lalu melontarkan tantangan: "Oh raja yang besar, temukanlah orang-orang terpandai dan terbijak untuk memecahkan misteri permainan ini. Jika mereka berhasil sesembahan kami Raja Hindu akan memberikannya gelar. Namun jika ia gagal hal itu membuktikan tingkat kepandaian penduduk Persia lebih rendah dan kami akan meminta petunjuk dari Iran."
Utusan itu kemudian menunjukkan papan catur yang ia bawa. Sehari kemudian, setelah berpikir keras, Buzurjmihir, berhasil memecahkan misteri itu dan kemudian mendapat gelar seperti yang dijanjikan

Sejarah Asal Usul Catur India

Asal-usul catur modern semula dikenal dengan nama Charuranga, yang berkembang di India pada abad ke-6. Sejak awal permainan ini sudah memperkenalkan dua pihak yang bermain, perbedaan buah catur dengan kekuataan yang berbeda, dan kemenangan tergantung pada buah terakhir, atau dalam catur modern ditandai dengan tumbangnya sang raja. Dalam catur kuno, papan catur memiliki 100 kotak atau malah lebih.
Pada awal abad 19, sebuah pendapat disampaikan Kapten Hiram Cox dan Duncan Forbes bahwa dulu catur dimainkan 4 orang sekaligus, termasuk empat pemain dalam chaturanga.
Dalam terminologi sanskrit, "Chaturanga" berarti "memiliki empat bagian" dan dalam puisi epos kepahlawanan kata itu juga berarti "tentara." Nama itu sendiri bersumber dari sebuah formasi pertempuran dalam epos Mahabrata yang terkenal di India. Chaturanga adalah sebuah simulasi permainan perang guna memperlihatkan kekuatan strategi militer India saat itu.
Ashtapada, kotak 8 x 8 di sebuah papan merupakan tempat bermain Charuranga. Papan lain yang dikenal di India adalah Dasapada 10 x 10 dan Saturankam 9 x 9.
Ilmuwan Arab Abu al-Hasan "Al? al-Mas"?d? memberi rincian tentang penggunaan catur yakni sebagai sebuah alat strategi militer, matematik, perjudian dan terkadang dihubungkan dengan ramalan nasib di India dan tempat lainnya. Catatan Mas"?d? juga menunjukkan Ivory di India merupakan daerah produsen alat permainan catur untuk pertama kali, menyebarkan serta memperkenalkan permainan ini dari Persia ke India semasa Kerajaan Nushirwan.
Kemudian terjadi evolusi pada permainan chaturanga yang dikenal dengan nama Shatranj (chatrang), yakni sebuah permainan dua orang pemain yang kekalahan dan kemenangan ditentukan melalui pembersihan terhadap semua bidak lawan (kecuali raja) atau melalui penaklukan terhadap raja lawan. Posisi pion dan kuda tidak berubah, tapi bidak lain mengalami perubahan bentuk.

Sejarah Permainan Catur

Cara Bermain Catur - Siapa penemu Catur dan Negara apa yang pertama kali memainkan catur, Tentu pertanyaan seperti itu sering timbul dalam benak kita. Pada artikel kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang sejarah catur.
Mengenai negara asal catur, masih ada silang pendapat. Menurut H. J. R. Murray (penulis buku History of Chess, 1913), catur berasal dari India dan mulai ada pada abad ke-6. Di sana catur dikenal dengan nama chaturanga, yang artinya empat unsur yang terpisah. Awalnya, buah catur memang hanya empat jenis. Menurut mistisisme India kuno, catur dianggap mewakili alam semesta ini, sehingga sering dihubungkan dengan empat unsur kehidupan, yaitu api, udara, tanah dan air karena dalam permainannya, catur menyimbolkan cara-cara hidup manusia. Dalam permainannya, catur mengandalkan analisa dan ketajaman otak pemain, disertai keterampilan strategi dalam menentukan langkah, rencana, risiko, dan menentukan kapan harus berkorban agar menang. 
Namun, pendapat Murray seperti yang telah disampaikan diatas dibantah oleh M. Ismail Sloan, yang banyak mempelajari sejarah catur. Menurut Sloan, jika catur ditemukan di India, seharusnya permainan itu disebut-sebut dalam literatur-literatur Sanskrit. Kenyataannya, tak ada satu pun literatur Sanskrit di India yang menyebutkan soal permainan catur sebelum abad ke-6. Sebaliknya, para pujangga Cina sudah menyebutkan permainan ini salam syair-syair mereka, 800 tahun sebelumnya. 

Jadi, menurut Ismail Sloan, di Cinalah catur pertama kali dimainkan. Tapi pada waktu itu bentuk arena caturnya tidak kotak-kotak, melainkan bulat-bulat. Buah caturnya juga hanya terdiri atas empat jenis, yaitu raja, benteng, ksatria (kuda), dan uskup (gajah). 
Baru pada abad ke-6, catur dibawa orang Islam dari India dan Persia ke seluruh penjuru dunia. Konon, di zaman kekhalifahan Ali bin Abu Tholib, catur merupakan permainan yang populer dimainkan. Bahkan mungkin juga oleh Khalifah Ali sendiri. Ada pula yang menyebutkan bahwa panglima perang Nabi Muhammad, Khalid bin Walid juga menggemari catur. Barangkali ini ada hubungannya dengan kelihayannya mengatur strategi perang. 
Juga ada seorang sahabat Nabi yaitu Said bin Jubair yang terkenal bisa bermain blindfold (catur buta, bermain tanpa melihat papan catur). Di zaman kekhalifahan Islam berikutnya, seperti Khalifah Harun Al-Rasyid pun diketahui pernah menghadiahkan sebuah papan catur kepada seorang raja di Eropa, pendiri dinasti Carolia, yaitu Charlemagne. 
Pada abad ke-8 ketika bangsa Moor menyebarkan Islam ke Spanyol, catur mulai menyebar ke daratan Eropa hingga sampai di jerman, Italia, Belanda, Inggris, Irlandia, dan Rusia. Di Nusantara, olahraga otak ini dibawa oleh bangsa Belanda pada waktu penjajahan dulu. Awalnya, hanya orang Belanda yang bermain catur, tapi menjelang kemerdekaan, mulailah banyak pribumi yang memainkannya.
Dalam sejarah catur bangsa Eropa telah banyak mengembangkan permainan catur ini, antara lain dengan membuat papan caturnya berwarna hitam dan putih. Ini terjadi kira-kira abad-10. Sebelumnya, kotak-kotak itu berwarna sama. Malah sering orang membuat arena permainan catur ini di atas pasir atau di mana saja yang bisa diberi garis. Dari Eropa ini juga dibuat peraturan bahwa pion boleh maju dua kotak pada langkah pertama dan menteri (ratu) boleh bergerak lebih leluasa baik maju ke depan maupun diagonal.
Perlahan catur mengalami perkembangan. Dari nama, bentuk, serta peraturan permainannya. Kesemuanya itu mewakili simbol perubahan peradaban.